KUALITAS AIR DALAM BUDIDAYA LAUT
00.33 | Author: _d!n@r..^^
Budidaya laut merupakan salah satu usaha perikanan dengan cara pengembangan sumber-dayanya dalam area terbatas baik di alam terbuka maupun tertutup. Tempat untuk budidaya laut, demikian pula untuk air tawar, harus mempunyai fasilitas alami tertentu, terutama persediaan air yang sangat cukup, dengan suhu, salinitas dan kesuburan yang sesuai (BARDACH et al. 1972 ). Dalam hal ini penting diperhatikan pula bahwa pengusaha budidaya menjalankan pengawasan melalui pemilikan, hak sewa menyewa atau cara lain untuk menjalankan pengawasan. Di Laut sistem demikian menimbulkan masalah, karena orang masih mempunyai pandangan bahwa laut adalah milik kita bersama.



BEBERAPA SIFAT OSEANOGRAFI PERAIRAN SELAT SUNDA

Untuk memberi gambaran singkat tentang kondisi perairan terdekat dimana workshop ini diselenggarakan, berikut disajikan catatan tentang beberapa sifat perairan Selat Sunda sebagai hasil dari beberapa penelitian selama periode 1927 sampai 1982 ( BIROWO, 1983).

Sifat Angin

Sifat cuaca di Selat Sunda, seperti halnya di perairan Indonesia umumnya dipengaruhi oleh angin musim. Pada musim tenggara (April – September) angin berhembus ke arah barat laut dan pada musim barat laut ( November – Maret ) angin berhembus ke arah tenggara mengakibatkan terjadi perubahan-perubahan cuaca yang agak teratur di Selat Sunda.

Keadaan Ombak

Keadaan laut di Selat Sunda pada umumnya agak tenang atau sedang. Selama musim barat, antara bulan Oktober dan Maret keadaan laut lebih berombak daripada bulan-bulan yang lain. Dalam periode ini tinggi ombak dapat mencapai 1,5 sampai 2 m. Pada musim timur, antara April dan September ombak biasanya lebih kecil, antara 0,5 – 1 m. Keadaan laut yang paling tenang biasanya terja di bulan-bulan April, Mei dan Juni dengan tinggi gelombang kurang daripada 0,5 m.


Pasang surut dan arus.

Sifat pasang -surut Selat Sunda adalah campuran, condong ke harian ganda. Dua kali pasang dan dua kali surut terjadi dalam satu hari bulan secara tak teratur. Perbedaan pasang surut biasanya lebih daripada 1 m.


Suhu dan salinitas

Suhu dan lapisan di permukaan laut di Selat Sunda, seperti diperairan Indonesia lainnya tidak banyak bervariasi dari bulan ke bulan. Ia berkisar antara 28,0°C dan 29,5°C.Tinggi rendahnya suhu lapisan permukaan ini berkaitan dengan interaksi antara udara dan air laut. Pada musim barat dan timur, angin kencang menyebabkan penguapan yang melebihi kemampuan penyinaran, berakibat turunnya suhu. Udara basah yang terjadi pada musim barat memperkuat pendinginan. Pada musim peralihan penyinaran melebihi penguapan, berakibat pemanasan air permukaan laut. Sampai kedalaman 100 m, suhu homogen.




PENGARUH FAKTOR FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP BUDIDAYA LAUT

Budidaya laut adalah budidaya biota laut yang hidup dalam air laut. Ini berarti bahwa air laut merupakan medium dimana biota laut tersebut hidup, tumbuh dan berbiak lebih baik daripada rekan-rekannya yang tidak dibudidayakan.

Cara mengusahakan budidaya laut secara mudahnya dapat dibagi menjadi budidaya ekstensif, yakni pemeliharaan biota laut di suatu perairan yang cukup laus dengan padat peneberan yang rendah. Biota yang dibudidayakan dapat disediakan dari suatu sumber (pembenihan, pengumpulan dari alam) atau dari populasi alami yang masuk ke sistem dalam bentuk burayak atau juwana. Mereka biasanya hidup dari makanan alami. Contohnya adalah budidaya kerang, tiram dan rumput laut. Budidaya intensif dilakukan dengan padat penebaran tinggi dalam suatu lingkungan sempit seperti kurungan atau, kolam pembenihan dengan sistem air mengalir untuk memperoleh volume air sebesar-besarnya guna persediaan zat asam dan pengangkutan kotoran. Binatang yang dibudidaya dapat diberi makanan buatan dalam bentuk pelet. Seluruh sistem harus secara teliti diawasi dan dipantau. Contoh yang sudah mencapai teknologi canggih adalah pembenihan ikan trout dan salmon di Amerika Serikat dan di Eropa. Di Taiwan terdapat juga kategori ini, yakni budidaya bandeng.


Beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi kualitas air dan kehidupan biota laut yang dibudidaya adalah sseperti di bawah ini :

S u h u

Suhu merupakan faktor fisika yang penting dimana-mana di dunia. Kenaikan suhu mempercepat reaksi-reaksi kimiawi; menurut hukum van’t Hoff kenaikan suhu 10°C melipat duakan kecepatan reaksi, walaupun hukum ini tidak selalu berlaku. Misalnya saja proses metabolisme akan menaik sampai puncaknya dengan kenaikan suhu tetapi kemudian menurun lagi. Setiap perubahan suhu cenderung untuk mempengaruhi banyak proses kimiawi yang terjadi secara bersamaan pada jaringan tanaman dan binatang, karenanya juga mempengaruhi biota secara keseluruhan.

Salinitas

Keanekaragaman salinitas dalam air laut akan mempengaruhi jasad-jasad hidup akuatik melalui pengendalian berat jenis dan keragaman tekanan osmotik.

Jenis-jenis biota perenang ditakdirkan untuk mempunyai hampir semua jaringan-jaringan lunak yang berat jenisnya mendekati berat jenis air laut biasa, sedangkan jenis-jenis, yang hidup di dasar laut (bentos) mempunyai berat jenis yang lebih tinggi daripada air laut di atasnya.

Kekeruhan (Siltasi)

Siltasi tidak hanya membahayakan ikan tetapi juga menyebabkan air tidak produktif karena menghalangi masuknya sinar matahari untuk fotosintesa.

Kadar oksigen terlarut

O2 terlarut diperlukan oleh hampir semua bentuk kehidupan akuatik untuk proses pembakaran dalam tubuh. Beberapa bakteria maupun beberapa binatang dapat hidup tanpa O2 (anaerobik) sama sekali; lainnya dapat hidup dalam keadaan anaerobik hanya sebentar tetapi memerlukan penyediaan O2 yang berlimpah setiap kali. Kebanyakan dapat hidup dalam keadaan kandungan O2 yang rendah sekali tapi tak dapat hidup tanpa O2 sama sekali. Sumber O2 terlarut dari perairan adalah udara di atasnya, proses fotosintese dan glycogen dari binatang itu sendiri. Air yang tak ber – O2 selalu jarang terdapat disamudera. O2 dihasilkan oleh proses fotosintesa dari binatang dan tumbuh-tumbuhan dan diperlukan bagi pernafasan.

pH (derajat keasaman)

Air laut mempunyai kemampuan menyangga yang sangat besar untuk mencegah perubahan pH. Perubahan pH sedikit saja dari pH alami akan memberikan petunjuk terganggunya sistem penyangga. Hal ini dapat menimbulkan perubahan dan ketidak seimbangan kadar CO2 yang dapat membahayakan kehidupan biota laut. pH air laut permukaan di Indonesia umumnya bervariasi dari lokasi ke lokasi antara 6.0 – 8,5. Perubahan pH dapat mempunyai akibat buruk terhadap kehidupan biota laut, baik secara langsung maupun tidak langsung. Akibat langsung adalah kematian ikan, burayak, telur, dan lain-lainnya, serta mengurangi produktivitas primer. Akibat tidak langsung adalah perubahan toksisitas zat-zat yang ada dalam air, misalnya penurunan pH sebesar 1,5 dari nilai alami dapat memperbesar toksisitas NiCN sampai 1000 kali.

Unsur hara

Sebagian besar unsur-unsur kimiawi yang diperlukan oleh tumbuh-tumbuhan dan binatang terdapat dalam air laut dalam jumlah lebih dari cukup, sehingga kekurangannya tak perlu dipertimbangkan sebagai faktor ekologi. Dalam beberapa hal kepekatan unsur “trace” menjadi penting, tapi ini terjadi sangat jarang sekali dibanding dengan di darat.

Fosfat dan nitrat dalam kepekatan bagaimanapun selalu dalam rasio yang tetap. 15 at. N : 1 at P. Rasio ini cenderung tetap dalam fito dan zooplankton. Hanya dalam keadaan tertentu rasio dalam air berubah.

Faktor-faktor lingkungan lain yang penting diperhatikan adalah penyinaran matahari, gelombang dan arus.

Penyinaran

Sinar mempunyai arti penting dalam hubungannya dengan beraneka gejala, termasuk penglihatan, fotosintesa, pemanasan dan perusakan aktinik. Mata adalah sensitip terhadap kekuatan sinar yang berbeda-beda. Binatang-binatang mangsa mudah mengetahui pemangsanya pada terang bulan daripada gelap bulan.

Dalam hubungannya dengan fotosintesis, intensitas dan panjang gelombang sinar sangat penting. Alga hijau Enteromorpha kecepatan fotosintesanya tinggi pada sinar merah, sangat kurang pada sinar biru, dan sangat rendah pada sinar hijau. Bentuk-bentuk yang hidup di laut dalam cenderung untuk menggunakan sinar-sinar dengan spaktrum hijau dan biru. Karena sifat sinar yang masuk air, spektrum merah lebih banyak diserap air dalamperjalanan ke bawah air.

Gelombang

Secara ekologis gelombang paling penting di mintakat pasang surut. Di bagian yang agak dalam pengaruhnya mengurang sampai ke dasar, dan di perairan oseanik ia mempengaruhi pertukaran udara dan agak dalam.

Gelombang ditimbulkan oleh angin, pasang-surut dan kadang-kadang oleh gempa bumi dan gunung meletus (dinamakan tsunami). Gelombang mempunyai sifat penghancur. Biota yang hidup di mintakat pasang surut harus mempunyai daya tahan terhadap pukulan gelombang. Gelombang dengan mudah menjebol alga-alga dari substratanya. Ia diduga juga mengubah bentuk karang-karang pembentuk terumbu. Gelombang mencampur gas atmosfir ke dalam permukaan air sehingga memulai proses pertukaran gas.

A r u s

Arus mempunyai pengaruh positip maupun negatip terhadap kehidupan biota perairan. Arus dapat mengakibatkan ausnya jaringan-jaringan jasad hidup yang tumbuh di daerah itu dan partikel-partikel dalam suspensi dapat menghasilkan pengikisan. Di perairan dengan dasar lumpur, arus dapat mengaduk endapan lumpur-lumpuran sehingga mengakibatkan kekeruhan air dan mematikan binatang. Juga kekeruhan yang diakibatkan bisa mengurangi penetrasi sinar matahari, dan karenanya mengurangi aktivitas fotosintesa. Manfaat dari arus bagi banyak biota adalah menyangkut penambahan makanan bagi biota-biota tersebut dan pembuangan kotoran-kotorannya. Untuk algae kekurangan zat-zat kimia dan CO2 dapat dipenuhi. Sedangkan bagi binatang CO2 dan produk-produk sisa dapat disingkirkan dan O2 tetap tersedia. Arus juga memainkan peranan penting bagi penyebaran plankton, baik holoplankton maupun meroplankton. Terutama bagi golongan terakhir yang terdiri dari telur-telur dan burayak-burayak avertebrata dasar dan ikan-ikan. Mereka mempunyai kesempatan menghindari persaingan makanan dengan induk-induknya terutama yang hidup menempel seperti teritip (Belanus spp) dan kerang hijau (My tilus viridis).
Pada kira-kira 1½ dekade yang lalu faktor-faktor lingkungan yang diuraikan di atas cukup untuk diperhatikan dalam menilai kualitas air untuk budidaya laut. Akan tetapi dengan cepatnya pertambahan penduduk dan digalakkannya industrialisasi di negara kita, maka dalam sepuluh tahun terakhir ini telah timbul pencemaran air dan pencemaran laut, karena masuknya limbah industri dan limbah rumah tangga yang tak terkendalikan ke dalam lingkungan akuatik.

Bakteri

Kehadiran bakteri Escherichia coli ada kaitannya dengan kehadiran bakteri dan virus patogen. Bakteri dan virus patogen dapat terakumulasi dalam jaringan tubuh biota, terutama pada saluran pencernaannya. Berbeda dengan jenis-jenis ikan, jenis-jenis kerang yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan adalah seluruh bagian tubuhnya yang lunak, termasuk saluran pencernaannya. Oleh karena itu kemungkinan penularan bakteri dan virus patogen melalui jenis-jenis kerang lebih besar dibandingkan melalui ikan. Dengan demikian jumlah E. coli dalam air untuk budidaya kerang lebih diperhatikan dari pada dalam air untuk budidaya ikan dan rumput laut yang tidak dimakan mentah. Escherichia coli ( E. coli ) yang kadarnya 1000/100 ml dapat memberi petunjuk adanya bakteri patogen.

Senyawa – Senyawa fenol

Limbah senyawa fenol dalam perairan dapat merugikan karena :
Menimbulkan keracunan pada ikan dan biota yang menjadi makanannya.
Menguras oksigen dalam air. Hal ini disebabkan penguraian senyawa-senyawa fenol oleh mikro – organisme membutuhkan jumlah oksigen yang banyak.
Menimbulkan rasa tak sedap pada daging ikan.

Pestisida

Semua pestisida bersifat racun bagi manusia maupun organisme hidup lainnya. Sebagian pestisida bersifat persisten, misalnya organofosfat dan karbamat. Pestisida yang bersifat persisten umumnya lebih berbahaya, karena sukar untuk dikeluarkan setelah berada didalam jaringan tubuh. Gejala keracunan organoklorin umumnya sama, hanya berbeda dalam tingkat keparahan. Dalam kasus-kasus ringan, dapat menimbulkan sakit kepala, pusing-pusing, iritasi yang berlebihan (hyperirritability) dan rasa cemas. Dalam kasus-kasus berat, dapat menimbulkan fasikulasi otot yang merambat dari kepala, tangan dan kaki, diikuti dengan kejang-kejang yang akhirnya dapat menimbulkan kematian.

Polychlorinated Biphenyls (PCB)

Polychlorinated Biphenyls terdiri dari senyawa-senyawa bifenil yang mengandung l sampai 10 atom klor, sukar larut dalam air, mudah larut dalam lemak, minyak dan pelarut-pelarut non solar lainnya. PCB sukar mengalami penguraian, baik karena pengaruh panas maupun secara biologis. Ia mempunyai sifat dan struktur kimia yang hampir sama dengan pestisida. PCB dapat menyebabkan kulit terluka dan menaikkan aktivitas enzim-enzim hati yang mempunyai efek sekunder pada proses reproduksi (reproductive processes). Senyawa-senyawa PCB dapat bersifat “lethal” bagi organisme perairan. Organisme laut lebih sensitif terhadap senyawa-senyawa PCB dibanding organisme air tawar. Mereka dapat menaikkan aktivitas enzim-enzim hati yang mengurangi steroid, termasuk hormon kelamin.

Logam berat

Secara alamiah unsur-unsur logam berat terdapat di alam, namun dalam jumlah yang sangat rendah. Dalam air laut kandungan logam berat berkisar antara 10-5 – 10-2 ppm. Pada umumnya logam berat dibutuhkan oleh organisme hidup untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupnya, tetapi pada kadar tertentu bersifat racun bagi organisme perairan. Dalam jumlah yang besar, akan bersifat racun. Toksisitas logam berat ini tergantung pada kadar dan bentuk senyawa. Contonya Cr dapat meninggikan kepekaan pada kulit. Tetapi air dengan kadar Cr = 0,05 ppm sangat kecil kemungkinannya untuk dapat menimbulkan penyakit. Disamping itu toksisitas juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perairan tersebut, seperti pH, salinitas, suhu, DO dan adanya faktor sinergis dan antagonis dari beberapa unsur dan lain-lainnya.

Radio – nuklida

Radionuklida adalah unsur-unsur yang dapat memancarkan sinar-sinar radioaktif. Radionuklida yang memancarkan sinar α dan β sangat berbahaya bagi jaringan tubuh. Radionuklida ini bisa terdapat dalam air dan dapat terakumulasi dalam tubuh manusia, menyebabkan beberapa jenis penyakit, seperti kanker tulang dan leukemia.

Chemical Oxygen Demand ( COD )

Merupakan ukuran akan banyaknya zat-zat organik yang terdapat dalam suatu perairan. Zat-zat organik yang terdapat dalam air laut :
berasal dari alam atau buangan domestik, industri dan pertanian.
ada yang mudah diuraikan dan ada yang sukar diuraikan oleh mikroorganisme
umumnya bersifat toksik, sehingga membahayakan kehidupan organisme perairan.

BOD5

BOD5, yakni banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan zat organik yang terdapat dalam air selama 5 hari, menggambarkan banyaknya zat organik mudah terurai oleh kegiatan biokimia dalam suatu perairan. Air dengan nilai BOD yang tinggi kurang baik untuk budidaya.

Senyawa organik

NH3-. Toksisitas NH3 dalam air laut lebih tinggi dibandingkan dalam air tawar. Hal ini disebabkan air laut bersifat basa. Kandungan oksigen dan karbon dioksida dalam air laut dapat mengurangi toksisitas amoniak (NH3).

H2S- Gas H2S yang terdapat dalam air laut berasal dari limbah perkotaan dan industri. Disamping itu juga berasal dari hasil proses penguraian zat-zat organik oleh mikroorganisme. Toksisitas H2S tergantung pada pH air laut. Semakin rendah pH air laut semakin tinggi toksisitas H2S. Pada kadar 0.05 ppm sudah bersifat fatal bagi organisme-organisme yang sensitif seperti ikan “trout” (ikan forel).

CN- Radikan sianida banyak terdapat dalam limbah industri. Toksisitas sianida sangat dipengaruhi oleh oksigen terlarut, pH dan temperatur perairan. Dalam bentuk bebas (HCN dan CN ) sangat beracun. Pada kadar 0,01 ppm sudah bersifat fatal bagi beberapa jenis ikan yang sensitif.

W a r n a

Air laut berwarna karena proses alami, baik yang berasal dari proses biologis maupun non-biologis. Produk dari proses biologis dapat berupa humus, gambut dan lain-lain, sedangkan produk dari proses non-biologis dapat berupa senyawa-senyawa kimia yang mengandung unsur Fe, Ni, Co, Mn, dan lain-lain. Selain itu perubahan warna air laut dapat pula disebabkan oleh kegiatan manusia yang menghasilkan limbah berwarna. Air laut dengan tingkat warna tertentu/dapat mengurangi proses fotosintesa serta dapat menganggu kehidupan biota akuatik terutama fitoplankton dan beberapa jenis bentos.

Minyak bumi

Minyak bumi lebih ringan daripada air laut dan di permukaan laut minyak ini menyebar. Kecepatan penyebaran tergantung pada volume dan viskositas. Ketebalan lapisan minyak bumi yang tertumpah di laut dapat berkisar antara 3 – 300 m. Sebanyak 10.000 ton minyak dapat menyebar dengan radius antara 55 mm sampai 5 ½ km (WISAKSONO 1978).


KESIMPULAN

Di perairan pantai yang masih jauh dari kegiatan manusia di darat maupun di laut kondisi perairan masih relatif bersih. Namun dengan pesatnya pembangunan di Indonesia keadaan semacam itu sering tidak bertahan lama. Perairan yang telah diperuntukkan bagi budidaya yang semula bersih dan subur terpaksa harus mengalami tekanan pada lingkungan, baik yang berasal dari kegiatan-kegiatan manusia di sebelah menyebelah perairan maupun di darat.


Posted By: Budidaya Laut



Baca Selengkapnya >>
Parade Fisika Binatang Laut
21.26 | Author: _d!n@r..^^
Ikan-ikan laut terlihat nyaman berenang kesana-kemari, menikmati
indahnya dunia air. Lumba-lumba dengan gembira mempertontonkan keahliannya
berakrobat di dalam air sambil sesekali muncul di permukaan dan mengundang
decak kagum semua yang menyaksikan atraksinya. Ikan hiu dan paus berlombalomba
menjadi yang paling ditakuti di kerajaan air dengan bermodalkan ukuran
tubuh yang sangat fantastis. Betapa menakjubkannya pemandangan indah dunia
laut, betapa asyiknya menikmati tontonan fantastis yang diperlihatkan binatangbinatang
laut. Dan satu lagi yang sering tidak disadari, betapa berlimpahnya
pelajaran yang bisa diambil dari aktivitas-aktivitas binatang laut, terutama
pelajaran yang berkaitan dengan fisika.
Hal pertama yang paling jelas kaitannya antara binatang laut dengan
konsep-konsep fisika adalah kemampuan berenang yang sangat baik yang dimiliki
oleh binatang-binatang laut. Bentuk tubuh ikan-ikan laut dirancang sedemikian
rupa supaya mereka dapat berenang dengan cepat dan mudah. Bentuk ramping
yang disebut streamline ini menjadi begitu populer dan banyak ditiru oleh
manusia dalam berbagai kreasi teknologi, seperti desain kapal selam.
Penguin dan paus tidak akan pernah tenggelam tanpa perlu berenang sama
sekali, sedangkan lumba-lumba dan hiu harus terus berenang supaya tidak
tenggelam ke dasar laut. Konsep fisika yang dapat menjelaskan fenomena ini
adalah buoyancy (adanya gaya keatas). Binatang laut yang memiliki massa jenis
lebih besar dari massa jenis air akan tenggelam ke dasar laut, sedangkan binatang
yang memiliki massa jenis lebih kecil dari massa jenis air akan terapung. Banyak
ikan laut yang memiliki massa jenis yang hampir sama dengan massa jenis air laut
sehingga mereka dapat melayang. Massa jenis binatang laut banyak dipengaruhi
oleh jumlah udara yang terperangkap di paru-paru, bulu-bulu, maupun sirip
berenang. Semakin banyak udara yang dapat ditampung semakin besar volume
binatang sehingga massa jenisnya semakin kecil. Manusia umumnya tetap tidak
bisa terapung walaupun sudah menghirup napas sebanyak mungkin, karena massa
jenisnya masih lebih besar dari massa jenis air.
Kemampuan berenang ini ternyata masih dilengkapi lagi dengan berbagai
kemampuan fantastis yang dimiliki binatang-binatang laut untuk menunjang
kehidupan mereka di dunia air. Salah satu yang paling menarik dan banyak ditiru
oleh manusia adalah bioelectricity (aktivitas elektrik pada makhluk hidup). Paus
biru dapat berkomunikasi satu sama lain menggunakan gelombang infrasonik
yang sangat canggih. Lumba-lumba memiliki sistem ultrasound dengan kekuatan
empat kali lebih besar dari teknologi ultrasound manusia. Hiu dapat mendeteksi
perubahan terkecil gelombang listrik dan elektromagnetik yang biasanya
disebabkan oleh adanya organisme lain (termasuk manusia) di laut sekitarnya. Hiu
macan (tiger sharks) memiliki alat yang dapat mendeteksi gelombang listrik
(electroreceptors) yang terletak di sekitar mulutnya. Electroreceptor yang sangat
sensitif ini mampu mendeteksi sampai 5x10-12 Volt. Tubuh manusia yang
berenang di laut (juga berbagai binatang lain) menyebabkan terjadinya perubahan
gelombang listrik (perubahannya sangat kecil). Air laut yang mengandung garam
(elektrolit) menghantarkan sinyal-sinyal listrik ini sehingga dapat dideteksi oleh
electroreceptor hiu. Saat itu juga hiu dapat mengetahui keberadaan calon
mangsanya tersebut dan langsung memulai serangan untuk mendapatkan makanan.

Gambar 1 Lumba-lumba yang pandai

Lumba-lumba dan paus biru sangat sensitif terhadap suara dan mampu
mengeluarkan dan mendeteksi suara pada frekuensi sepuluh kali lebih besar dari
frekuensi suara yang dapat didengar manusia (frekuensi ultrasonik). Kemampuan
ini digunakan untuk bernavigasi di dunia laut yang gelap (echolocation),
menangkap mangsa, dan berkomunikasi dengan kawanannya (paus biru bahkan
mampu menggunakan gelombang infrasonik yang memiliki frekuensi sangat
rendah untuk berkomunikasi dengan sesamanya). Lumba-lumba memancarkan
gelombang suara frekuensi tinggi yang kemudian memantul pada tubuh
mangsanya. Gelombang pantulan ini diterima kembali oleh lumba-lumba dan
diproses sebagai informasi tentang lokasi, jarak, kecepatan, arah, dan ukuran
mangsa yang diincarnya tersebut. Lumba-lumba bahkan bisa melihat gambar
mangsa tersebut. Sistem sonarnya bahkan dapat melakukan penetrasi pada tubuh
mangsanya sehingga dapat melihat gambar kerangka tulang dan mendengar detak
jantungnya. Hal ini sama dengan sistem ultrasound yang digunakan di dunia
kedokteran untuk melihat kondisi janin dan mendengar detak jantung manusia.
Jadi, lumba-lumba dapat melihat janin yang masih dikandung tanpa sinar-X dan
alat USG yang digunakan manusia!
Binatang laut yang berukuran kecil pun ternyata mampu mengeluarkan
gelombang listrik yang sangat besar. Salah satunya adalah belut listrik (electric
eel) yang dapat memancarkan sengatan listrik yang mampu membunuh seekor
kuda. Siapa yang pernah menyangka bahwa binatang sekecil itu dapat membunuh
binatang lain yang ukurannya berpuluh-puluh kali lebih besar?


Gambar 2 Belut listrik yang mampu membunuh kuda

Ternyata binatang-binatang laut yang tampak tenang dan tidak berbahaya

pun tidak dapat diremehkan kemampuannya. Semua itu bisa terjadi karena fisika.
Setiap hari binatang-binatang laut ini terus mempertontonkan atraksi menarik
bagaikan parade fisika di dunia laut yang indah. Manusia sudah sering dan akan
terus belajar dari kehidupan di bawah laut yang mempesona ini.

Link. Download Pdf
Baca Selengkapnya >>
Selamatkan Terumbu Karang
21.06 | Author: _d!n@r..^^

Mengapa Terumbu Karang Harus Segera Di Selamatkan ??

Sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan, sehingga dengan demikian secara alamiah bangsa Indonesia merupakan bangsa bahari. Hal ini ditambah lagi dengan letak wilayah Indonesia yang strategis diwilayah tropis. Hamparan laut yang luas merupakan suatu potensi bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan sumberdaya laut yang memiliki keragaman baik baik sumberdaya hayati maupun sumberdaya lainnya.

Sebagai suatu bangsa bahari yang memiliki wilayah laut yang luas dan dengan ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar didalamnya, maka derajat keberhasilan bangsa Indonesia juga ditentukan dalam memanfaatkan dan mengelola wilayah laut yang luas tersebut.

Keunikan dan keindahan serta keanekaragaman kehidupan bawah laut dari kepulauan Indonesia yang membentang luas di cakrawala khatulistiwa masih banyak menyimpan misteri dan tantangan terhadap potensinya.

Salah satu dari potensi tersebut atau sumberdaya hayati yang tak ternilai harganya dari segi ekonomi atau ekologinya adalah sumberdaya terumbu karang, apabila sumberdaya terumbu karang ini dikaitakn dengan pengembangan wisata bahari mempunyai andil yang sangat besar. Karena keberadaan terumbu karang tersebut sangat penting dalam pengembangan berbagai sektor termasuk sektor pariwisata.

Khusus mengenai terumbu karang, Indonesia dikenal sebagai pusat distribusi terumbu karang untuk seluruh Indo-Pasifik. Indonesia memiliki areal terumbu karang seluas 60.000 km2 lebih. Sejauh ini telah tercatat kurang lebih 354 jenis karang yang termasuk kedalam 75 marga.

Mengenali Ekosistem Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat peka dan sensitif sekali. Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Rantai makanan adalah salah satu dari bentuk hubungan tersebut. Tidak cuma itu proses terciptanya pun tidak mudah. Terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat tercipta secara utuh dan indah. Dan yang ada di perairan Indonesia saat ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam.

Sebagai ekosistem terumbu karang sangat kompleks dan produkstif dan keanekaraman jenis biota yang amat tinggi. Variasi bentuk pertumbuhannya di Indonesia sangat kompleks dan luas sehingga bisa ditumbuhi oleh jenis biota lain.

Ekosistim ini adalah ekosistim daerah tropis yang memiliki keunikan dan keindahan yang khas yang pemanfaatannya harus secara lestari. Ekosistim terumbu karang ini umumnya terdapat pada perairan yang relatif dangkal dan jernih serta suhunya hangat ( lebih dari 22 derjat celcius) dan memiliki kadar karbonat yang tinggi. Binatang karang hidup dengan baik pada perairan tropis dan sub tropis serta jernih karena cahaya matahari harus dapat menembus hingga dasar perairan. Sinar matahari diperlukan untuk proses fotosintesis, sedangkan kadar kapur yang tinggi diperlukan untuk membentuk kerangka hewan penyusun karang dan biota lainnya.

Indonesia yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa, mempunyai terumbu karang terluas di dunia yang tersebar mulai dari Sabang- Aceh sampai ke Irian Jaya. Dengan jumlah penduduk lebih dari 212 juta jiwa, 60 % penduduk Indonesia tinggal di daerah pesisir, maka terumbu karang merupakan tumpuan sumber penghidupan utama.

Disamping sebagai sumber perikanan, terumbu karang memberikan penghasilan antara lain bagi dunia industri ikan hias, terumbu karang juga merupakan sumber devisa bagi negara, termasuk usaha pariwisata yang dikelola oleh masyarakat setempat dan para pengusaha pariwisata bahari.



Kehidupan Di Terumbu Karang

Hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang merupakan tiga eksosistim penting di daerah pesisir. Hutan bakau dan padang lamun dan terumbu karang berperan penting dalam melindungi pantai dari ancaman abrasi dan erosi serta tempat pemijahan bagi hewan-hewan penghuni laut lainnya. Terumbu karang merupakan rumah bagi banyak mahkluk hidup laut. Diperkirakan lebih dari 3.000 spesies dapt dijumpai pada terumbu karang yang hidup di Asia Tenggara. Terumbu karang lebih banyak mengandung hewan vetebrata. Beberapa jenis ikan seperti ikan kepe-kepe dan betol menghabiskan seluruh waktunya di terumbu karang, sedangkan ikan lain seperti ikan hiu atau ikan kuwe lebih banyak menggunakan waktunya di terumbu karang untuk mencari makan. Udang lobster, ikan scorpion dan beberapa jenis ikan karang lainnya diterumbu karang bagi mereka adalah sebagai tempat bersarang dan memijah. Terumbu karang yang beraneka ragam bentuknya tersebut memberikan tempat persembunyian yang baik bagi iakn. Di situ hidup banyak jenis ikan yang warnanya indah. Indonesia memiliki lebih dari 253 jenis ikan hias laut. Bagi masyarakat pesisir terumbu karang memberiakn manfaat yang besar , selain mencegah bahay abrasi mereka juga memerlukan ikan, kima kepiting dan udang barong yang hidup di dalam terumbu karang sebagai sumber makan dan mata pencaharian mereka.

Fungsi Dan Manfaat Terumbu Karang

Setelah mengenali, maka cintai dan peliharalah terumbu karang, karena terumbu karang mempunyai fungsi dan manfaat serta arti yang amat penting bagi kehidupan manusia baik segi ekonomi maupun sebagai penunjang kegiatan pariwisata dan manfaat serta terumbu karang adalah :

  1. Proses kehidupan yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk tumbuh dan berkembang biak untuk membentuk seperti kondisi saat ini.

  2. Tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan dan tumbuhan yang menjadi tumpuan kita

  3. Indonesia memiliki terumbu karang terluas didunia, dengan luas sekitar 600.000 Km persegi.

  4. Sumberdaya laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi

  5. Sebagai laboratorium alam untuk penunjang pendidikan dan penelitian

  6. Terumbu karang merupakan habitat bagi sejumlah spesies yang terancam punah serti kima raksasa dan penyu laut

  7. Dari segi fisik terumbu karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan abrasi, struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain seperti padang lamun dan magrove

  8. Terumbu karang merupakan sumber perikanan yang tinggi. Dari 132 jenis ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu karang, berbagai jenis ikan karang menjadi komoditi ekspor. Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3 - 10 ton ikan per kilometer persegi pertahun.

  9. Keindahan terumbu karang sangat potensial untk wisata bahari. Masyarakat disekitar terumbu karang dapat memanfaatkan hal ini dengan mendirikan pusat-pusat penyelaman, restoran, penginapan sehingga pendapatn mereka bertambah

  10. Terumbu karang potensi masa depan untuk sumber lapangan kerja bagi rakyat Indonesia

Melanggar Hukum

Pengrusakan terumbu karang tersebut khususnya yang disebabkan oleh aktivitas manusia, merupakan tindakan inkonstitusional alias melanggar hukum. Dalam UU 1945 pasal 33 ayat 3 dinayatakan, "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pasal 33 ayat 3 ini merupakan landasarn yuridis dan sekaligus merupakan arah bagi pengaturan terhadap hal yang berkaitan dengan sumberdaya terumbu karang. Selain itu salah satu tujuan dari Strategi Konservasi Dunia 1980 adalah menetapkan terumbu karang sebagai sistem ekologi dan penyangga kehidupan yang penting untuk kelangsungan hidup manusia dan pembangunan berkelanjutan. Karena itu, terumbu karang di sebagai salah satu sumberdaya alam yang ada di Indonesia, pengelolaannya harus di dasarkan pada peraturan - peraturan, di antaranya :

  1. UU RI No. 4/1982, tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup

  2. UU RI No. 9/1985. Tentang perikanan

  3. UU RI No. 5/1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistem

  4. UU RI No. 9/1990 Tentang Kepariwisataan

  5. Peraturan pemerintah No. 29/1986 tentang analisa dampak lingkungan

  6. Keputusan menteri kehutanan No. 687/Kpts.II/1989 tanggal 15 Nopember 1989 tentang pengusaha hutan wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Hutan Laut

  7. Surat edaran Menteri PPLH No. 408/MNPPLH/4/1979, tentang larangan pengambilan batu karang yang dapat merusak lingkungan ekosistem laut, situjukan kepada Gubenur Kapala Daerah, Tingkat I di seluruh Indonesia.

  8. Surat Edaran Direktur Jenderal Perikanan No. IK.220/D4.T44/91, tentang penangkapan ikan dengan bahan/alat terlarang - ditujukan kepada Kepala Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tingkat I di seluruh Indonesia





Posted By : Geocities
Baca Selengkapnya >>
Panorama Laut Saat Diving
20.48 | Author: _d!n@r..^^

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang terbaik di dunia. Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2, namun yang dalam kondisi baik hanya sekitar 6,2 % saja. Kerusakan ini pada umumnya disebabkan oleh 3 faktor, yakni keserakahan manusia, ketidaktahuan dan ketidakpedulian serta penegakan hukum yang lemah.

Terumbu karang sebenarnya terbentuk dari kumpulan koral atau karang laut. Koral ini sendiri adalah sejenis hewan laut yang membentuk lapisan keras di sekujur tubuhnya untuk melindungi diri dari pemangsa. Hewan ini berukuran sangat kecil yang disebut polyp, dan memiliki tangan-tangan yang panjang dan banyak untuk menangkap mangsa.

Terumbu karang terutama berada di wilayah-wilayah lautan yang hangat dan banyak memiliki cahaya. Oleh sebab itu, Indonesia termasuk sebagai negara yang memiliki terumbu karang terbanyak di dunia. Sementara untuk yang terbesar di dunia sendiri berada di Australia yang yang diberi nama Great Barrier Reef.

Kekayaan macam terumbu karang sangat menentukan kehidupan di laut. Terumbu karang menjadi rumah sekaligus sumber makanan dari berbagai hewan laut. Kerusakannya akan sangat mengancam kelangsungan makhluk hidup lautan lainnya.

Selain terumbu karang yang menjadi penentu kehidupan, keanekaragaman hayati laut juga terdiri dari hewan-hewan laut (ikan ataupun reptil), plankton yang merupakan tumbuhan dan hewan laut terkecil di laut, serta berbagai bentuk ekosistem di wilayah-wilayah pantai, estuari, maupun delta.

Terumbu karang sangat mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan sekitarnya baik secara fisik juga biologis. Akibat kombinasi dampak negatif langsung dan tidak langsung pada terumbu karang Indonesia, sebagian besar terumbu karang di wilayah Indonesia saat ini sudah mengalami kerusakan yang sangat parah. Bagaimanapun juga, tekanan terhadap keberadaan terumbu karang paling banyak diakibatkan oleh kegiatan manusia, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan. Peningkatan kegiatan manusia sepanjang garis pantai semakin memperparah kondisi terumbu karang.

Oleh karena itu merupakan kebutuhan mendesak untuk menerapkan konservasi dan rencana-rencana pengelolaan yang baik untuk melindungi terumbu karang dari kerusakan yang semakin parah. Langkah dan kebijakan itu adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya menjaga kelestarian terumbu karang dan mengadakan perencanaan pengelolaan wilayah pesisir yang baik dengan cara mengidentifikasi tingkat kerawanan dari terumbu karang dan meningkatkan pengelolaan yang berkesinambungan.

Terumbu Karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Hewan karang bentuknya aneh, menyerupai batu dan mempunyai warna dan bentuk beraneka rupa. Hewan ini disebut polip, merupakan hewan pembentuk utama terumbu karang yang menghasilkan zat kapur. Polip-polip inilah yang setelah ribuan tahun akhirnya membentuk apa yang kita kenal sekarang sebagai terumbu karang.

Zooxanthellae adalah suatu jenis Algae yang bersimbiosis dalam jaringan karang. Zooxanthellae ini melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen yang berguna untuk kehidupan hewan karang. Namun di lain pihak, hewan karang memberikan tempat berlindung bagi Zooxanthellae.

Dalam ekosistem terumbu karang ada karang yang keras dan lunak. Karang batu adalah karang yang keras disebabkan oleh adanya zat kapur yang dihasilkan oleh binatang karang. Melalui proses yang sangat lama, binatang karang yang kecil (polyp) membentuk kolobi karang yang kental, yang sebenarnya terdiri atas ribuan individu polyp. Karang batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Walaupun terlihat sangat kuat dan kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.

Peran dan manfaat dari Terumbu Karang yakni sebagai tempat hidupnya ikan-ikan yang banyak dibutuhkan manusia untuk pangan, seperti Ikan Kerapu, Ikan Baronang, Ikan Ekor Kuning, dan masih banyak jenis ikan lainnya. Selain itu terumbu karang juga sebagai benteng atau pelindung pantai dari kerusakan yang disebabkan oleh gelombang atau ombak laut, sehingga manusia dapat hidup di daerah dekat pantai. Terumbu Karang juga sebagai tempat untuk wisata. Karena keindahan warna dan bentuknya sehingga menarik minat banyak orang untuk berwisata bahari, salah satunya dengan Diving atau Snorkling.

Untuk jenis terumbu karang yang ada di Taman Nasional Karimunjawa merupakan terumbu karang pantai (Fringing Reef), Terumbu Karang Penghalang (Barrier Reef) dan beberapa Taka (Patch Reef). Kekayaan jenisnya mencapai 51 genus, lebih dari 90 jenis karang keras dan 242 jenis ikan hias. Dua jenis biota yang dilindungi yaitu Akar Bahar/Karang Hitam (Antiphates spp.) dan Karang Merah (Tubipora musica).

Biota laut lainnya yang dilindungi seperti Kepala Kambing (Cassis cornuta), Triton Terompet (Charonia tritonis), Nautilus Berongga (Nautilus pompillius), Batu Laga (Turbo marmoratus) dan 6 jenis Kima.

Menurut hasil survey potensi yang dilaksanakan oleh Direktorat Pelestarian Alam, Ditjen PHPA pada tahun 1991, di perairan Kep. Padamarang dan sekitarnya dijumpai potensi sumber daya alam laut yaitu Terumbu Karang (16 species), Ikan Karang atau Ikan Hias (13 species), Ikan Konsumsi (17 species), Moluska (14 jenis) dan Rumput Laut (8 jenis).

Karang, secara umum jenis karang yang mendominasi ekosistem terumbu karang di daerah ini adalah Acropora spp., dan Porites spp. Beberapa jenis karang yang ada merupakan biota yang dilindungi oleh CITES, seperti Seriatopora spp., Pocil/opora app., Stylopora spp., Acropora spp., Pavona spp., Fungia sp., dan Heliopora sp.

Untuk jenis ikan karang, jenis-jenis ikan hias yang dapat ditemui antara lain Abudefduf sp., Acanthurus sp., Amphiprion sebal, Chaetodon spp., Chaetodonplus sp., Centropyge sp., Drephane sp., Labroides sp., Lethrinus spp., Pomachantus sp., Zebrasoma sp., dan jenis lainnya. Sedangkan jenis Ikan Konsumsi yang ada antara lain Cakalang (Scomberomorus sp.), Tuna (Tuna salbatoru), Tongkol (Karsuwonus sp.), Layang (Decapterus sp.), Bambangan (Lutjanus sp.), Kuwe (Caranx sp.), Selar (Selar sp.), Belanak (Mugil sp.), Ekor Kuning (Caesio sp.), Lemuru (Sardinella sp.), Manyung (Tachysurus sp.), Lencam (Lethrinus sp.), Kakap (Lates sp.), Cumi-cumi (Eutherynus sp.), Gurita (Octopus sp.) dan Ubur-ubur (Rhopilana sp.).

Moluska, secara garis besar hewan lunak yang ada dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu Gastropoda dan Palecypoda. Beberapa jenis Moluska yang ditemukan merupakan biota yang dilindungi, seperti Kima Raksasa (Tridacna gigas), Kima Sisik (T. squamosa), Kima Kecil (T. maxima), Kima Tapak Kuda (Hippopus hippopus), Kepala Kambing (Cassis cornuta), Siput Hijau (Turbo marmoratus) dan Troka (Trochus niloticus).

Rumput laut, jenis-jenis Sea Grass yang ditemukan antara lain Caulerpa taxifolia, Eucheuma spp., Gelidium sp., Gracilaria spp., Halimeda sp., Hypnea sp., dan Turbinaria sp. Sedangkan untuk jenis Gracillaria sp., Eucheuma sp., dan Hypnea sp. merupakan jenis rumput laut yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi.

Echinodermata, jenis-jenis hewan berkulit duri yang ditemukan antara lain Teripang (Holothuria Atra, H. Argus Impatiens, H. Scaraba. H. Vagabunda, Mueliria Lecanora, Stichopus Ananas), Bulu Babi (Diadema setosum, Diadema sp.), Bintang Laut Putih dan Bintang Laut Biru, serta Bintang Bantal.

Crustacea, jenis Udang-udangan yang ditemukan antara lain Charybdis Cruciata, Panulirus Dasyprus, P. Versicolor (Udang Barong), Portunus Pelagius, Phodopthalmus sp., dan Thalamita Danae.

Jenis satwa air lain yang dapat dijumpai adalah Penyu Hijau (Chelonia midas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata).

Sedangkan di Taman Nasional Komodo, bentang perairan di kawasan ini memang punya daya pesona luar biasa dalam menurut hati para wisatawan pemuja keindahan bawah laut. Paling tidak, kawasan ini yang memiliki bentang laut seluas 132.572 hektar ini di dalamnya menyimpan 1.000 jenis Ikan, 260 jenis Karang dan 70 jenis Bunga Karang (Sponge) yang didominasi jenis Acropora spp.



Berbagai jenis ikan karang dengan gradasi warna menarik hidup di sini, seperti Chaetodon spp, Amychiprion spp dan jenis langka Chelinus undulatus. Pesona keindahan alam bawah laut itu makin sempurna, mengingat perairan Taman Nasional Komodo juga merupakan jalur migrasi lima jenis ikan Paus, 10 jenis Ikan Lumba-lumba dan Duyung. Selain itu Terumbu Karang di perairan Taman Nasional Komodo termasuk yang terindah dan terkaya di dunia dengan tingkat kerusakan yang relatif kecil. Berjenis-jenis Ikan Karang dengan gradasi warna yang indah-indah ada di dalamnya yang siap memuaskan para wisatawan yang menggandrungi keindahan alam bawah laut.

Hal serupa juga bisa ditemui di perairan laut Pulau Menjangan yang juga merupakan Diving atau Snorkling. Berjarak 500 meter arah Barat dari Pos Satu. Daerah ini baik sekali untuk scuba diving, namun penyelam harus menguasai betul teknik penyelaman, mengingat arusnya yang kuat. Karangnya tumbuh subur, baik dari jenis karang keras Millephora Sp., maupun karang lunaknya. Karena lokasi ini sebagai daerah lintasan ikan-ikan besar, disini dapat menikmati atraksi alami dari Ikan Lumba-lumba. Kalau beruntung, dibagian yang berpasir putih dapat dijumpai pula salah satu jenis Penyu yang ada.

Berjarak 600 meter arah utara dari Pos Satu terdapat bangkai kapal yang kini telah penuh denagn karang. Pertumbuhan karangnya sangat baik mulai dari tempat datar, curam sampai dalam. Yang menarik adalah Acrophora Sp., karena ukurannya dapat mencapai garis tengah 75 cm.

Sedangkan di bagian Utara Pulau Menjangan, warna karangnya sangat indah. Adanya asosiasi dengan biota laut lainnya, antara lain dengan Ikan Karang, Crinoid, Cacing Laut dan Kima, maka menjadikan tempat ini sungguh mengesankan. Arus air lautnya cukup deras, sehingga memberi pengaruh positif bagi kehidupan biota laut ditempat ini.

Sedangkan dibelakang Pos Dua, ditumbuhi oleh jenis karang campuran dari berbagai bentuk antara lain Meja, Cendawan, Tanduk dan Selimut. Ada juga Ikan Hias yang terdapat disana antara lain Bath fish, Clown fish, Ampripion dan Parrot fish.

Untuk Ikan Badut sendiri atau sering disebut dengan Clown Fish, memang punya ciri khas yang paling menarik, badannya dihiasi dengan warna-warna cemerlang. Ikan badut hidup di cabang-cabang karang yang mirip pohon yang disebut sebagai �Anemon Laut�. Ada kapsul-kapsul beracun pada cabang-cabang anemon laut yang akan membuat ikan yang menyentuhnya terluka atau mati. Namun Ikan badut tidak pernah terluka oleh Anemon Laut ini. Bahkan mereka bersembunyi di balik cabang-cabang tersebut yang membuatnya aman dari pemangsa. Ada cairan yang khusus di badan ikan badut ini yang melindunginya dari gigitan Kapsul Anemon Laut. Tidak seperti ikan-ikan lainnya, Ikan Badut ini dapat mengeluarkan cairan yang melindunginya dari racun di sekitar tempat hidupnya. Saat berada dalam bahaya, ia secara cepat bersembunyi di antara kapsul-kapsul beracun tersebut.

Memang menyelam ke dasar laut seolah-olah memasuki hutan belantara bawah laut. Berbagai jenis karang keras maupun lunak yang hidup berkoloni ataupun soliter membentuk seperti tajuk pepohonan. Dasar laut yang rata, landai, dan yang berupa cekungan membentuk ngarai-ngarai dengan dinding terjal bergua-gua.

Warna-warni karang tumbuh menjulang di dasar laut seperti tajuk-tajuk pohon hutan yang rimbun. Berbagai jenis ikan warna-warni melayang-layang di atas hamparan terumbu karang sehingga terlihat indah sekali. Namun berhati-hatilah jangan sampai tersengat Karang Api, terkena Racun Sirip Ikan Lepu atau bahkan diserang Ikan Barakuda atau Hiu Ganas.

Karang Keras terbentuk oleh binatang-binatang kecil dan berumah sekeras batu karena tersusun dari lapisan kapur (kalsium karbonat). Berbeda dengan karang lunak yang lembek dengan nematosit untuk melumpuhkan mangsa. Dari bentuknya, ada Karang Bercabang-cabang, Karang Padat, Karang Kerak, Karang Meja, Karang Daun yang berlembar-lembar, dan Karang Jamur, dengan bermacam-macam ikan yang melintas di atasnya.

Seperti halnya di darat, di bawah sana juga terdapat kehidupan siang dan malam. Karang "siang" nampak indah pada siang hari. Misalnya jenis Goneophora sp., yakni jenis karang keras dengan tentakel (tangan) yang pada siang hari menjulur dan aktif menangkap plankton-plankton untuk dimangsa. Saat malam tiba, tentakel-tentakel itu disembunyikan di balik mangkuknya. Sementara ada karang yang bila disorot lampu di malam hari kelihatan biru menyala. Karang lunak Nepthya sp. lebih aktif pada malam hari. Millepora sp., jenis karang ini seakan-akan menyala pada bagian ujungnya.

Anemon yang memiliki zat beracun memang dekat dengan Ikan Anemon (Amphiprion sp.). Ikan-ikan kuning oranye dengan strip putih vertikal suka berenang di antara tentakel anemon. Di dasar laut berpasir nampak binatang merayap berbentuk bintang merah dan biru. Bintang laut biru (Linckia laevigata) juga bisa ditemui di perairan dangkal dan kelihatan jelas bila air surut. Hampir tidak dikenali, sejenis ikan mirip Ikan Sapu-sapu besar (Orectolobidae) yang bersembunyi di bawah karang. Cacing Laut dan macam-macam Udang warna-warni biasanya merayap pelan di celah-celah dasar karang.



Sementara itu Ikan Kupu-kupu yang warna-warni indah akan terlihat menari-nari di sela-sela karang. Ikan jenis ini kebanyakan hidup di Terumbu Karang dan beberapa mampu beradaptasi di perairan yang hangat dan dalam. Namun ikan-ikan ini paling banyak terkonsentrasi di Terumbu Karang di perairan Indonesia. Misalnya, Chaetodon Burgessi yang bergaris-garis hitam, C. Ocellicandus dengan totol di bagian ekornya, dan C. Melannotus dengan bagian punggung hitam.

Tingginya kadar garam dan bertambahnya kedalaman menjadikan air nampak keruh dan gelap. Di cekungan dasar laut yang lebih dalam, biasanya akan terlihat serombongan ikan besar kecil, termasuk jenis Ikan Emperor (Lethrinus microdon) yang bersisik putih mengkilap keperak-perakan.

Alga yang terdapat di dalam laut tidak terhitung jenisnya ada yang berwarna hijau, merah, merah kecoklatan dan lain-lain. Jenis Bunga Karang (Porifera) juga berwarna-warni, antara lain, Stylotella Aurantium yang bentukny seperti rumah tawon atau Acanthella Klethra yang mirip rumah rayap yang berwarna kuning.

Di balik keindahan sosok makhluk laut tidak sedikit yang beracun, adakalanya mengakibatkan luka fisik, bahkan bisa juga mematikan. Karang api contohnya, Karang ini bisa melepuhkan kulit jika tersentuh. Tidak hanya itu, ikan yang bentuknya aneh pun bisa jadi beracun. Misalnya Ikan Lepu yang menyamar di bawah karang yang keras, ia akan mengeluarkan racun yang berbahaya bila siripnya yang berumbai-rumbai tersentuh.

Ikan jenis ini banyak hidup di perairan tropis Indo-Pasifik dari Afrika Selatan sampai Pasifik Barat, termasuk juga Asia Tenggara. Mereka hidup pada kedalaman 1 hingga 50 m. Biasanya di dapat ditemukan di gua atau dekat kepala karang. Ikan Lepu ini ada juga yang berlurik seperti Zebra, namun ada juga yang berwarna gelap.

Selain jenis ikan, ada pula jenis ular misalnya Ular Laut Belang Putih Hitam (Laticauda sp.). Ia melayang gemulai di dalam air yang kemudian bersembunyi di lubang karang. Ular ini sensitif selagi musim kawin dan akan menyerang bila diganggu dan kabarnya, kekuatan bisanya melebihi King Cobra.

Ada juga Ikan Hiu Kepala Martil yang tergolong jenis ikan ganas. Dari 250 hingga 300 jenis hiu, terdapat 10 sampai 15 jenis ikan hiu dengan tipe menyerang. Dengan sensor getar di dekat moncong hidungnya, ikan hiu mampu mencium bau darah dari jarak berkilo-kilo meter. Ada juga Ikan Barakuda yang menyukai benda-benda mengkilap dan tanpa basa-basi akan langsung menyergap, berbeda dengan ikan hiu yang mengitari calon mangsanya sebelum menyerang.

Yang juga bisa dilihat dari perairan di daerah untuk Diving atau Snorkling adalah Teripang, Kima (sejenis Kerang Raksasa), Penyu, dan Kepiting Kenari atau Kepiting Kelapa (Birgus latro). Selain itu Padang Lamun dan Rumput Laut juga dapat kita temukan. Padang Lamun dan Rumput Laut merupakan jenis-jenis tumbuhan laut. Rumput laut tidak seperti ganggang, mereka memiliki akar dan menghasilkan biji, sehingga dapat membentuk hamparan luas yang merupakan tempat ikan bertelur dan berkembang. Habitat Lamun dan Rumput Laut merupakan habitat bagi jenis Ikan Duyung dan Penyu Laut.

Posted by : Indosiar.com
Baca Selengkapnya >>
Keanekaragaman Hayati Laut
19.28 | Author: _d!n@r..^^

Biodiversity yang merupakan perpajangan diri istilah biological diversity di kenal dengan “Keanekaragaman hayati” dan merupakan pengistilahan dari seluruh mahluk hidup tingkat tinggi (hewan dan tumbuhan) maupun tingkat rendah (micro-organisma) serta seluruh komponen lingkungan fisik, biologi dan ekologi. Istilah ini juga menggambarkan kekayaan organisma hidup yang ada pada suatu kawasan tertentu. Di dunia terdapat lebih dari 1.75 juta jenis dari organisma yang diketahui dan ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan pengkategorian penemuan jenis sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Sampai saat ini pun penggolongan jenis dari organisma belum sepenuhnya mengungkapkan seluruh jenis hewan, tumbuhan dan micro-organisma yang ada di dunia.

Image hosting by Photobucket

Hampir sekitar 3 – 100 juta jenis yang belum di ketahui yang tersebar di seluruh kawasan-kawasan khusus yang belum sepenuhnya tereksplorasi. Satu di antara tiga pengkategorian keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman hayati tingkat genetik yang dikenal dengan Genetic Diversity. Keanekaragaman genetik ini merupakan unsur terkecil dari pengkategorian keanekaragaman hayati. Level ini merupakan bagian dari keanekaragaman tingkat spesies (species diversity) yang ada dalam suatu populasi dan mencegah proses interbreeding serta pengaruh dari perubahan lingkungan, penyakit dan pengaruh fisik lainnya. Level terbesar dari keanekaragaman hayati ini adalah keanegaraman hayati tingkat ekosistem yang dihuni oleh pupolasi-populasi hewan atau tumbuhan tingkat tinggi dan rendah yang berada di laut, pantai, sungai, danau, rawa, padang rumput, daerah batuan, hutan, padang pasir, pegunungan, perbukitan, lembah, dan lain-lain.



sumber foto : adlumintu.com

Pada tahun 1992, di Rio de Janeiro, telah di sepakati dua ketetapan yaitu konvensi perubahan lingkungan global (Climate change) dan keanekaragaman hayati (Biological diversity). Perjanjian ini merupakan perjanjian pertama secara global dalam upaya konservasi sumberdaya termasuk upaya perlindungan keanekaragaman hayati yang harus di tindak lanjuti oleh tiap Negara dengan upaya perlindungan sumberdaya keanekaragaman hayati secara rill. Lebih dari 180 negara di dunia yang sekarang telah melaksanakan konvensi tentang keanekaragaman hayati tersebut.

Image hosting by Photobucket

Secara umum perjanjian tersebut mempunyai tujuan antara lain; upaya perlindungan dan konservasi keanekaragaman hayati, Pemanfaatan yang arif dan berkesinambungan dari tiap komponen biodiversity tadi dan terakhir adalah penyelarasan peningkatan pemanfaatan sumberdaya yang dilakukan secara komersil atau upaya pemanfaatan sumberdaya dari tingkat terkecil yaitu genetic biodiversity secara arif dan dengan tetap memperhatikan unsur-unsur pelestarian.




sumber foto : scouts-troinex.ch

Namun upaya ini perlu lebih di sesuaikan dengan kondisi Negara masing-masing dengan melihat seluruh aspek pendukung dan potensi negara masing-masing.Khusus dalam upaya konservasi sumberdaya bidang kelautan yang merupakan bagian dari konvensi biodiversity ini di tetapkan di Jakarta tahun 1995 yang dikenal dengan “Jakarta Mandate on Marine and Coastal Biological Diversity. Konvensi ini merupakan program aksi khusus yang di fokuskan pada upaya manajemen wilayah pesisir dan kelautan secara terpadu, pemanfaatan sumberdaya kelautan yang berkesinambungan, perlindungan area tertentu, upaya budidaya kelautan dan penanganan alien spesies. Ini merupakan pioneer dari seluruh upaya perlindungan keanekaragaman hayati kelautan yang akan ditetapkan oleh sebagain besar Negara yang mempunyai potensi kelautan serta seluruh aspek pendukungnya.

Image hosting by Photobucket

sumber foto : sailingisues.com

Indonesia sendiri mengaplikasikan upaya tersebut dengan berbagai program-program kerja dan peraturan pemerintah yang menyentuh pada upaya pelestarian sumberdaya pesisir dan kelautan serta adanya kawasan-kawasan konservasi dan taman laut nasional. Wujud rill lain tentunya telah dan tetap di lakukan baik itu sebelum dan sesudah penandatangan perjanjian tadi. Namun upaya serius masih tetap diharapkan lebih banyak, tentunya dengan melihat potensi tiap daerah atau kekhasan keanekaragaman hayati yang ada dan bukan saja dengan upaya perlindungan hewan atau tumbuhan endemik tetapi juga dengan upaya penyelamatan ekosistem yang telah rusak dan lambat laut hilang.

Image hosting by Photobucket

Posted by : maruf.wordpress

Baca Selengkapnya >>